Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
Dalam rangka
melakukan pembinaan terhadap Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Pembinaan
SMK melakukan berbagai program pengembangan sekolah. Salah satu program yang
dikembangkan pada tahun 2019 adalah pengembangan sekolah Rujukan. Sekolah
Rujukan adalah sekolah yang dikembangkan untuk menjadi model/ acuan bagi
sekolah di sekitarnya dalam hal profil, kinerja, prestasi, atau manajemen,
maupun budaya sekolah.
Salah satu
budaya yang harus dikembangkan di satuan pendidikan adalah budaya literasi.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) sejak tahun 2015. Maknanya, bahwa sekolah berkewajiban
melaksanakan GLS. Dirjen Dikdasmen telah menerbitkan Desain Induk Gerakan
Literasi Sekolah, yang dapat digunakan sebagai acuan sekolah dalam
mengimplementasikan GLS. Gerakan Literasi Sekolah ini harus diimplementasikan
di seluruh satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai
Sekolah Rujukan, yang maknanya adalah menjadi model/contoh/acuan bagi sekolah
lain, maka wajib dan harus dapat menjadi contoh serta inspirasi bagi sekolah di
sekiarnya dalam mengimplementasikan GLS. Program dan kegiatan yang terkait
dengan GLS di sekolah rujukan harus di-create,
di desain dan dikembangkan secara kreatif dan menarik serta memotivasi
ekosistem sekolah untuk terlibat.
Instrumen
Akrediatasi Sekolah dan Madrasah menjadikan Gerakan Literasi Sekolah sebagai
komponen yang dinilai, khususnya pada pemenuhan terhadap Standar Kompetensi
Lulusan. Dengan demikian makin jelas arti implementasi GLS dalam
penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.
![]() |
Pojok Baca SMK Negeri 1 Tasikmalaya |
Program GLS yang sudah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tasikmalaya adalah:
- Penataan Ruang Perpustakaan
- Digitalisasi Koleksi Perpustakaan
- Membuat Pojok Baca
- Membuat majalah dinding
- Peningkatan akses internet di perpustakaan
- Virtual Library
0 Comments